Kurang dari satu bulan proses latihan karya tari pasangan pputra-putra untuk tingkat SMA dan putri-putri untuk tingkat SMP. Mulai dengan kerja keras yang tidak kenal waktu siang dan malam, kepuasan pada sebuah hasil yang maksimal kadang tidak memperhitungkan apapun, baik dana waktu atau sepirit. Walaupun kadang kerja semacam itu adalah melawan sebuah arus, yaitu kehidupan pada umumnya seseorang.
Orang biasanya kerja cukup siang saja, yang kadang jam sudah ditentukan sendiri dan dipatok supaya ada kesempatan lain untuk istirahat cukup.
Tetapi lain halnya dengan seorang seniman, baik mayornya seni rupa, seni pertunjukan atau seni sastra, disiplin ilmu yang dianutnya sedikit berbeda karena perasaan ini berjalan terus sesuai dengan berjalanya waktu. Tidak bisa dihentikan walau keadaan baru dikamar kecil sedang buang air besar atau yang lainnya. Ide seseorang yang sudah tidak bisa diendapkan langsung diungkapkan dengan berbagai macam media, baik tulis atau dengan ungkapan tubuh.
Inilah kehidupan yang tidak dapat saya pungkiri, sementara sekarang sudah berstatus guru dimana dituntut untuk mengajar pada waktu yang sudah ditentukan oleh sebuah struktur lembaga yang jauh dengan kondisi sosok seniman.
Walau bagaimanapun susahnya logika yang harus dijalankan, tetapi hasil yang didapat banyak manfaat bagi pribadi dan orang lain. Memang Allah maha bijaksana, karena dua karya semua mendapat penghargaan.
Bagaimanapun saya mengucapkan terima kasih yang tiada tara dengan berbagai pihak, kepada keluarga, Shinta, Grace, Reza, Ghalib, Bu Wur/Kepsek, teman2 guru SIB, anak2 SIB, dan semua yang mendukung terlaksananya kejuaraan tari ini khususnya SILN 2008 pada umumnya.
Tampilkan postingan dengan label SILN 2008. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SILN 2008. Tampilkan semua postingan
Minggu, 16 November 2008
Selasa, 11 November 2008
Kreasi dan Apresiasi SIB
Sebuah proses yang perlu dihargai jika dibandingkan dengan kata malas yang tidak berarti bagi sosok siswa sedang menggapai cita-cita demi masa depan akademik dan almamater sebuah institusi sekolah Indonesia.
Kebetulan saja Sekolah Indonesia Bangkok nama yang disandangnya, walau tidak dekat dan tidak jauh dari negara asal posisi wilayah yang didomisili, namun semangat juang tuk berapresiasi terhadap negaranya dengan sungguh dan berkreasi tuk mengembangkan daya ciptanya, maka Sekolah Indonesia Bangkok tetap unjuk gigi dalam menempati berbagai cabang lomba yang diadakan di Yogyakarta pada tanggal 2 - 8 Nov 2008. Kegiatan ini dinamakan Kreasi dan Apresiasi Sekolah Indonesia Luar Negeri. Sebanyak 14 Sekolah yang diadu kemampuan dan kebolehannya diantaranya delegasi dari Bangkok, Philipina, Myianmar, Singapura, Malaysia, Mekkah, Jeddah, Cairo, Mesir, Biograd, Belanda, Rusia, Damaskus, Serbia.
Labels:
SeniIndonesia,
SILN 2008,
www.sib-bangkok.org
Langganan:
Postingan (Atom)