Tampilkan postingan dengan label liburan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label liburan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Desember 2011

Bregada Prajurit Purbaya Raih Dua Penghargaan

       Bregada prajurit Purbaya asal Sendangtirto Berbah Sleman yang mewakili Propinsi DIY dalam Karnaval Keprajuritan Nusantara tahun 2011 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Minggu 23 Oktober 2011 kemarin meraih dua penghargaan sekaligus. Penghargaan tersebut atas keberhasilannya meraih sebagai penyaji unggulan dan penyaji arak-arakan terbaik. Demikian disampaikan Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisi Disbudpar Sleman Aji Wulantara, SH, Senin 24 Oktober 2011. 

             Aji menambahkan bahwa Bregada Purbaya yang beranggotakan 68 orang prajurit telah menyajikan penampilan yang bagus dan memperoleh apresiasi yang luar biasa dari pengunjung. Selain melakukan karnaval prajurit Bregada juga menampilkan fragmen dengan judul Darmaning Satria Utama di Plaza Tugu Api Pancasila TMII Jakarta.. Penghargaan sebagai penyaji unggulan memperoleh tropi dari direktur utama TMII dan sebagai penyaji arak-arakan terbaik memperoleh tropi dari Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga RI. Dikatakan bahwa pihaknya bersyukur atas keberhasilan kontingen DIY tersebut yang merupakan keberhasilan tim secara kolektif, bukan keberhasilan orang per orang. 
              Sudah barang tentu kerja keras dan dedikasi dari personil bregada prajurit Purbaya merupakan hal yang sangat positif dan perlu dipertahankan di masa mendatang. Oleh karenanya pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kerjasama dan kebersamaan yang telah menghantarkan pada kejuaraan. Tim produksi Bregada Purbaya terdiri atas sutradara dan penata tari Agus Sukina, S.Sn, penata iringan Agus Marwanto, penatabusana Retno Mursilah. Sedangkan tokoh Pangeran Purbaya diperankan Damar Kasiadi, Jan Pieter Zoon Coen oleh Johan, dan Tumenggung Sura Agul-Agul oleh Surono. 
           Fragmen tersebut menggambarkan suasana perjuangan dan kejuangan semasa kolonial Belanda. Pada masa kerajaan Mataram, tanah Jawa Dwipa yang gemah ripah loh jinawi, tersebutlah Pangeran Purbaya atau Purbaya II putra dari Jaka Umbaran, yaitu cucu dari Panembahan Senopati dengan Putri Nggiring Niken Purwasari yang bergelar Ratu Lembayung. Beliau juga disebut Panembahan Purbaya yang mengalami hidup tiga masa pemerintahan raja-raja Mataram, diantaranya Sultan Agung Hanyokrokusumo, Sultan Amangkurat Agung dan Sunan Amangkurat Amral. 

             Pada masa penjajahan Kompeni Belanda tahun 1628-1629 terjadilah pergolakan batin dalam hati Pangeran Purbaya yang melihat ketidakadilan Kompeni Belanda pimpinan oleh Jan Pieter Zoon Coen. Jan Pieter Zoon Coen dengan berbagai tipu muslihat berusaha memperdaya Pangeran Purbaya, namun Pangeran Purbaya tidak terpedaya. Pangeran Purbaya memanggil Tumenggung Sura Agul-Agul, untuk membentuk pasukan antara lain prajurit putri yang diberi nama Bregada Prajurit Langen Kusuma , bekerjasama dengan pemimpin prajurit yang lain yaitu Tumenggung Bahu Rekso dan Tumenggung Singo Ranu untuk menyerang pertahanan penjajah. Tumenggung Sura Agul-Agul merasa bangga karena merasa diberi kehormatan untuk memimpin prajurit Mataram. 

              Prajurit Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Sura Agul-Agul melakukan persiapan dan latihan perang dengan penuh semangat supaya dapat segera mengusir penjajah dari Tanah Jawa. Bregada prajurit Langen Kesuma tidak kalah semangatnya untuk berlatih perang dalam tekad melawan penjajahan Kompeni Belanda, belajar ketangkasan untuk menguasai senjata panah. Dilain pihak, prajurit Belanda berlatih baris berbaris dan berlatih menembak dengan senjata senapan laras panjang, untuk sewaktu-waktu terjadi peperangan yang tidak dapat dihindarkan bersama Jan Pieter Zoon Coen. 

Jumat, 30 Juli 2010

Promosi Budaya



Promosi Seni Budaya Islam Indonesia di Yaman ( Timur Tengah)

Dalam kesempatan ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pemerintah Kabupaten Sleman mewakili Indonesia, bekerjasama dengan KBRI Yaman menampilkan Kesenian tari tradisional unggulan yaitu Badui + Debus dan Kubrosiswo Sleman. Pimpinan rombongan adalah Bupati Sleman Sri Purnomo yang didampingi oleh Sekda Sleman Sutrisno mengangkat kesenian ini agar Yaman mengetahui bahwa di Indonesia kaya akan budaya Islam yang tersebar dari leluhur para wali songo yang berasal dari Al Tariim Yaman.
Kegiatan selama 10 hari mulai 15 sampai 25 Juli 2010 yang telah dijadwalkan, pementasan dilakukan selama 6 kali di empat kota yaitu Al Kariim dekat makam leluhurnya Wali sanga, Seiy’un di istana Al Katiri, Al Mukala kota yang dekat dengan laut berair dingin, Sana’a adalah ibukota Negara Yaman.
Perpindahan kota dengan jarak tempuh 6 – 7 jam perjalanan darat dari eiy’un ke Al Mukala mebuat rombongan sangat melelahkan dan membuat kondisi badan menjadi tidak stabil , dari panasnya suhu udara 40 drajat Celsius menuju 10 – 15 drajat Celsius juga akan sangat melelahkan, ditambah lagi situasi dan kondisi di kota Sana’a O2 berkurang 25 % yang mengakibatkan mudah lelah dalam bergerak apapun, sehingga mempengaruhi hasil pementasan dalam pertunjukan.
Tari tradisi Indonesia muncul di Yaman dalam rangka berpartisipasi mengisi Festival Musim Panas kementrian kebudayaan Yaman diadakan yang ke limakalinya. Seniman Sleman yang diundang berjumlah 12 orang meliputi 6 penari dan 6 pemusik. Nama-nama seniman Sleman yang telah dipilih oleh dinas kebudayaan dan pariwisata bidang kesenian diantaranya Agus Sukina sebagai peñata tari dan tim artistic merangkap penari, Sukisno sebagai peñata music merangkap pemusik, Eko Purnomo sebagai penata kostum merangkap pemusik dan penari, Supriyanto sebagai penari, Sri Wisnu Anggara sebagai penari, Arief Bowolaksana sebagai penari merangkap tim produksi, Mudhakar dan Aris sebagai penari, Wardiyono sebagai pemain Debus, Edy Winaryo sebagai pemusik merangkap ketua tim produksi, Budi Santoso sebagai pemusik, Riyadi sebagai pemusik.